Haji Undangan dari Nabi, Ini Kisah Si Arab Badui, Daftar Haji-Umrah-Tour Internasional di PT. Riezki Akbar Tourindo 081112005325
Oleh Ust. H. Brilly Y. Will., S.Pd., M.Pd., C.Ed.
Diceritakan oleh Al-Qasim bin Muhammad dalam ‘Uyun al-Hikayat min Qashash Ash-Shalihin wa Nawadir Az-Zahidin karya Imam Ibnu Al-Jauziyy, perihal seorang Arab Badui yang tinggal di Bashrah, tak tersohor namun tulus dalam doanya, “Selama tiga tahun, aku selalu berdoa kepada Allah memohon supaya dikaruniai anugerah bisa pergi menunaikan ibadah haji.” Si badui terus berdoa tiada henti sebagaimana umumnya orang-orang yang ingin naik ke Tanah Suci. Tibalah suatu malam, si badui mimpi bertemu kanjeng Nabi yang bertitah, “Berangkatlah engkau untuk menunaikan ibadah haji tahun ini!”
Begitu terbangun, si badui terenyuh dengan kondisi dirinya yang tidak punya bekal apapun untuk pergi menunaikan ibadah haji. Hampir putus asa, ternyata besok malamnya si badui bermimpi yang sama. Perasaannya semakin penuh teka-teki. Hingga pada malam yang ketiga tersebut, sang badui pun menyampaikan kegusarannya kepada Rasulullah dalam mimpi atas ketiadaan bekal untuk berhaji. Tak terduga, Nabi dalam mimpinya berujar, “Kamu punya bekal. Lihatlah tempat ini dan itu dari rumahmu, lalu galilah. Di dalamnya terdapat sebuah zirah (baju perang terbuat dari besi) milik kakek atau ayahmu.”
Bakda Shalat Shubuh, si badui mulai mencangkul tanah yang diisyaratkan Baginda Rasul. Ternyata benar terdapat zirah di situ. Zirah itu lantas dijual dan laku dengan harga empat ratus dirham. Pergilah si badui dengan suka cita ke mirbad (pasar hewan) untuk membeli unta sebagai kendaraan ke Makkah-Madinah, berikut segala perlengkapan selama menunaikan haji. Tibalah keberangkatan si badui untuk ke Tanah Suci. Di sana, ia tuntaskan semua syarat-rukun-wajib-sunnah haji dan umrah dengan keterpanaan atas apa yang dialaminya dalam mimpi.
Menjelang kepulangan ke kampung halaman, untanya ditambatkannya di Abthah, si badui menjalankan thawaf wada’ (perpisahan) dan shalat sunnah di dalam Hijr Isma’il atau Hathim. Masih di pelataran Ka’bah, si badui terserang kantuk. Dalam tidur, muncul kembali sosok Nabi Muhammad, “Wahai engkau, sesungguhnya Allah telah menerima ibadah hajimu setelah ini, datang dan temui ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz, lalu sampaikan pesanku kepadanya; “Hai Umar, sesungguhnya engkau memiliki tiga nama di sisi kami, yaitu ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz, Amirul-Mukminin, dan Abul-Yatama. Perketatlah kontrol, dan pengawasanmu terhadap para pengelola urusan publik dan petugas penarik sumbangan ke Negara.”
Singkat cerita, si badui menemui ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz dan menceritakan mimpinya kemudian pamit. Kisah ajaib tidak berhenti sampai di sini. Ternyata pesan Nabi dalam mimpi si badui tersebut bukan isapan jempol belaka. Suatu saat, khalifah ‘Umar bertutur kepada ajudannya, pasca mengalami jadzbah (sebuah pengalaman spiritual), “Tahukah engkau, sesungguhnya Allah membuat mimpi laki-laki dari Bashrah itu benar-benar menjadi kenyataan. Rasulullah mendatangiku dan menyampaikan kata-kata seperti yang pernah disampaikan olehnya.”
Mimpi yang dialami si badui tanpa dibenarkan oleh khalifah ‘Umar pun sudah pasti benar, benar-benar bermimpi Rasulullah, bukan yang lain. Lebih dari itu, substansi mimpi sangat bagus, yakni perintah menunaikan haji dan isyarat terkait bekal untuk haji.
عن أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ مَنْ رَآنِي فِي الْمَنَامِ فَسَيَرَانِى فِى الْيَقَظَةِ ، وَلاَ يَتَمَثَّلُ الشَّيْطَانُ بِي.
Dari Abu Hurairah, aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda “Barang siapa melihatku di dalam mimpi, niscaya ia akan bertemu denganku dalam keadaan terjaga dan syaithan tidak dapat menyerupaiku” [Shahih Al-Bukhariyy dan Muslim]
Patut diketahui, dalam kumpulan fatwa Imam An-Nawawiyy dijelaskan, mimpi bertemu Nabi Muhammad tak hanya terbatas kepada orang baik(shaleh) saja, namun semua kalangan bisa bermimpi dengan Nabi Muhammad. Mimpi ini sebagai kabar gembira terhadap seorang hamba yang dikehendaki-Nya, dan syaithan tak mampu menyerupai fisik atau penampilan Nabi.
Sungguh bahagia siapa yang berhaji atas undangan Nabi. Naik haji atas undangan Raja Arab Saudi saja sudah sangat bergengsi. Semoga kita tergolong ke dalam orang-orang yang berhaji atas undangan Nabi. Betapa nestapa, berhaji tapi ternyata kedatangan kita di Tanah Suci tidak direstui Allah Sang Mahasuci.
Pendaftaran haji, umrah, tour internasional bisa melalui hotline 08111 200 5325 atau datang langsung ke kantor Graha Pena Jawa Pos Surabaya lantai 9 unit 9.02 atau 18 Office Park Building Jakarta Selatan lantai 12 unit A & H.
Komentar
Posting Komentar